MotoGP 2022 sudah di depan mata, yakni diselenggarakan pada 18-20 Maret mendatang. Menjelang ajang internasional tersebut, sejumlah hotel di Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai banjir pesanan.
Tapi, Hoteliers jangan khawatir kehabisan hotel untuk menginap jika berencana menonton langsung MotoGP. Sebab, pemerintah pusat, Dinas Pariwisata NTB, dan sektor swasta sudah menyiapkan sejumlah alternatif penginapan selain hotel.
Berikut beberapa pilihan tempat menginap selama menonton MotoGP selain hotel:
Rusun (Rumah Susun)
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyiapkan sejumlah rusun di NTB sebagai akomodasi tambahan untuk penonton MotoGP Mandalika. Rusun tersebut dilengkapi fasilitas pendukung, seperti tempat tidur, lemari pakaian, kursi, dan meja makan.
Berdasarkan keterangan Rini Dyah Mawarty selaku Kementerian PUPR, Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (P2P) Nusa Tenggara I, salah satu rusun yang digunakan sebagai akomodasi dalam penyelenggaraan MotoGP adalah rusun mahasiswa Universitas Islam Al Azhar Mataram, NTB. Rusun tersebut dibangun dengan tipe 24 pendek setinggi tiga lantai. Jumlah hunian di rusun tersebut sebanyak 43 unit. “Seluruh unit hunian telah dilengkapi dengan fasilitas meubelair seperti tempat tidur, meja belajar dan lemari pakaian. Total anggaran pembangunan rusun tersebut senilai Rp 14,8 miliar.”
Homestay
Selain rusun, Kementerian PUPR juga membangun Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta) atau homestay melalui kegiatan peningkatan kualitas hunian layak atau dikenal dengan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).
Menurut Kementrian PUPR, total hunian yang masuk dalam BPSP tersebut sebanyak 915 unit. Dari jumlah tersebut, 398 unit merupakan homestay untuk mendukung penyediaan akomodasi selama gelaran MotoGP Mandalika. Dari 398 homestay, 300 unit berada di Kabupaten Lombok Tengah dan 98 unit di Kabupaten Lombok Utara.
Sementara, mayoritas hunian yang masuk dalam BPSP atau 517 unit dimaksudkan untuk peningkatan kualitas rumah tidak layak huni sepanjang koridor kawasan pariwisata Mandalika.
Pembangunan homestay untuk mendukung ajang MotoGP Mandalika tersebut bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Khususnya, pada 98 sarhunta di Gili Tramena, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Berdasarkan keterangan Kemenparekraf, sebanyak 98 sarhunta terdiri dari 19 unit di Gili Trawangan, 42 unit di Gili Meno, dan 38 unit di Gili Air. Tarif menginapnya ada di kisaran Rp 200.000 – Rp 350.000 per malam, sudah termasuk sarapan.
“98 sarhunta yang dibangun pemerintah, antara Kemenparekraf dan Kementerian PUPR di wilayah ini telah siap untuk dioperasikan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno.
Untuk mendorong tingkat keterisian (okupansi) 98 sarhunta tersebut, Kemenparekraf akan bekerja sama dengan pemerintah daerah NTB dalam merancang paket perjalanan seharga Rp 1,5 juta. Rencananya, paket perjalanan tersebut mencakup penginapan, konsumsi, dan transportasi (shuttle, kapal, dan bus), serta tiket menonton MotoGP.
Glamping (Glamorous Camping)
Pemerintah juga menyediakan alternatif penginapan berupa glamping (glamorous camping), yakni Glamping Kelana. Lokasi Glamping Kelana berada di desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah.
Menparekraf mengatakan sarana glamping ini merupakan langkah alternatif dalam menghadapi lonjakan permintaan dan antusiasme terhadap MotoGP. Ada dua paket yang ditawarkan di Glamping Kelana. Pertama, paket camping seharga Rp 250.000. Paket ini meliputi menginap di tenda beserta menikmati semua fasilitas. Paket kedua, yakni glamping seharga Rp 600.000. Mencakup transportasi dari bandara ke Glamping Kelana, penginapan, dan menikmati fasilitas yang tersedia.
Saat ini, Glamping Kelana baru memiliki 20 unit tenda dan akan terus ditambah jumlahnya. Targetnya, akan ada 1.000 unit tenda dengan kapasitas 2.000 orang. Lokasi glamping ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet portable, mushola, dan panggung mini.
Panggung mini tersebut akan digunakan untuk menampilkan produk-produk ekonomi kreatif dari masyarakat sekitar. Selain itu, Sandiaga Uno menyatakan sarana glamping ini sesuai dengan tren pariwisata di Indonesia akibat pandemi Covid-19, yakni wisata berbasis alam. Untuk itu, Kemenparekraf akan mengawal persiapan amenitas pelengkap dan penerapan protokol kesehatan di area glamping ini. Jadi, Hoteliers jangan khawatir jika berminat untuk mencoba glamping.