Tinggal di sebuah perkotaan terkadang sangat melelahkan. Semua aktivitas terpusat menjadi satu disana. Gedung-gedung tinggi dan macetnya jalan raya sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Kesibukan yang terlalu padat tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik saja tetapi juga kondisi mental seseorang.
Oleh karena itu, ada kalanya kita perlu meluangkan waktu untuk liburan sejenak sambil menyegarkan kembali pikiran dari segala kesibukan kita sehari-hari. Kondisi fisik dan mental seseorang layaknya baterai yang perlu dicas ulang. Dengan kita berlibur sejenak, apapun yang kita kerjakan akan lebih optimal hasilnya.
Jika kalian ingin berlibur namun tidak terlalu suka tempat yang ramai pengunjung, tak jauh dari pusat kota malang terdapat situs budaya bermana Patirtaan Ngawonggo atau Tomboan Ngawonggo. Tempat ini sangat cocok bagi kalian yang merindukan suasana dan nuansa pedesaan yang masih alami.
Jarak tempuh menuju situs ini sekitar 10 km dengan estimasi waktu 30 menitan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Berlokasi di Dusun Nanasan, Ngawonggo-Tajinan Kabupaten Malang, situs ini tak banyak diketahui orang karena letaknya yang berada ditengah-tengah hutan dan dikelilingi oleh banyak pepohonan.
Suasana dalam Situs Patirtaan
Nama “tomboan” sendiri berasal dari kata tumbuhan sedangkan” ngawonggo” berasal dari nama desa tempat situs ini berada.
Sesampainya kalian disini, kalian akan serasa sedang menjelajah dengan mesin waktu menuju era zaman kerajaan tempo dulu dengan suasana dan bangunan yang masih sederhana seakan sama sekali tidak tersentuh atau terpengaruh oleh budaya luar. Tidak ada sama sekali ornamen-ornamen masa kini yang menghiasi tempat maupun bangunan yang ada disana.
Rumah beserta kursi dan meja yang ada didalam situs ini pun masih menggunakan anyaman kayu. Dengan bangunan yang dikelilingi oleh banyak pohon bamboo, kalian akan merasakan sejuknya udara dan rindangnya pepohonan.
Bekas Peninggalan Kerajaan Medang
Rohmat Yasin selaku pengurus situs tersebut mengatakan bahwa secara turun temurun warga setempat mengenalnya dengan sebutan ‘reco’. Awalnya warga setempat tidak megetahui bahwa tempat ini adalah bekas peninggalan Kerajaan Medang. Mereka hanya mengenalnya sebagai tempat pengairan di sawah mereka.
Konon katanya dulu situs patirtaan ini menjadi tempat “kadewaguruan” artinya tempat untuk menimba ilmu dan disucikan. Selain itu tak jauh dari rumah , tampak masih tedapat sejumlah relief-relief dan arca peninggalan zaman dahulu yang telah selain itu juga terdapat 6 titik pemandian suci dengan kondisi arca yang sudah tak utuh lagi.
Saat kalian memasuki kawasan situs pastikan untuk tidak membawa segala macam makanan maupun minuman kemasan dari luar. Hal ini sudah jadi ketetapan pihak pengelola situs patirtaan. Peraturan ini dibuat agar lingkungan situs patirtaan tetap terjaga kebersihannya dan terhindar dari pengunjung tidak bertanggung jawab yang suka buang sampah sembarangan.
Santapan yang Disajikan
Di tomboan ngawonggo ini, para pengunjung akan disuguhkan oleh berbagai macam hidangan makanan dan minuman tradisional yang terbuat dari bahan-bahan herbal dan alami. Uniknya semua olahan yang dihidangkan terbuat dari tumbuhan alias vegan. Sebab menurut yasin hal tersebut melambangkan kesederhanaan.
Selain itu ada juga jajanan tradisional seperti getuk, sawut, apem, horok-horok jemblem, lepet, ongol-ongol, putri lemet, dan iwel-iwel. Semua jajanan tersebut dibuatkan langsung ditempat sesuai permintaan pengunjung saat itu. Proses memasaknya pun masih menggunakan cara tradisional yakni dengan kayu bakar.
Hal menarik lainnya dari tempat ini, semua hidangan yang disajikan oleh mulai dari makanan dan minuman konsepya suguhan (sajian) sehingga pengunjung sama sekali tidak dikenakan biaya. Yasin menuturkan bahwa berapapun hidangan yang disantap pengunjung, mereka dapat bayar “Seikhlasnya”. Ia menganggap berapapun yang dibayar oleh pengunjung adalah rejeki yang diterima dari Gusti Allah.
Dengan semakin dikenalnya situs ngawonggo ini, tentunya selaku pengurus situs Yasin dan teman-teman juga menuturkan harapannya agar Situs Ngawonggo dapat segera ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya.
So tunggu apalagi, segera rencanakan kunjunganmu bersama sahabat, keluarga, maupun orang-orang terdekatmu. Mari kita sama sama jaga dan lestarikan keberdaaanya sebagai bukti sejarah.