Bendungan Karangdoro by : ayobandung.com

Viral! Inilah Wisata Bangunan Belanda di Banyuwangi, Masih Kokoh Berdiri Meski Sudah Ratusan Tahun.

Bangsa Belanda meninggalkan cukup banyak bangunan di Indonesia mulai dari gedung, pabrik, jembatan, terowongan, hingga bendungan. Di Banyuwangi bangunan-bangunan ini masih berdiri dengan kokoh Bahkan, bangunan peninggalan Belanda yang masih kokoh tersebut kini juga dimanfaatkan sebagai tempat wisata.

1. Jembatan gantung

Jembatan gantung atau yang biasa disebut sasak gantung merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda di Banyuwangi. Sasak gantung itu dibangun tahun 1926 dan masih kokoh berdiri, menjadi salah satu spot favorite muda mudi untuk nongkrong dan menikmati pemandangan Sungai Setail, sungai terpanjang di Banyuwangi.

Sasak Gantung by : TimesIndonesia.com

2. Bendungan Karangdoro

Bendungan Karangdoro, terletak di Desa Karangmulyo, Kecamatan Tegalsari. Dibangun tahun 1921, menggunakan bantuan dari ahli bangunan perairan bernama Ir. Sutejo, asli Jawa Tengah. Di atas Bendungan Karangdoro terdapat jembatan yang menghubungkan antara Desa Karangdoro dengan Desa Barurejo.

Baca Juga :  Inilah Promo Staycation di Hotel Saat Libur Lebaran 2021

Dulunya bendungan ini menjadi tempat wisata hingga lokasi pre wedding orang-orang Belanda.

Bendungan Karangdoro by : ayobandung.com

3. Jembatan Kudung

Jembatan Kudung termasuk salah satu peninggalan Belanda yang berusia lebih dari satu abad. Dinamakan Jembatan Kudung karena jembatan ini memiliki atap, di mana kudung dalam bahasa Jawa berarti penutup kepala atau kerudung.

Jembatan Kudung dibangun pada tahun 1914 dengan kerangka yang terbuat dari kayu. Uniknya jembatan ini masih berfungsi dengan baik meskipun kayu yang digunakan belum pernah diganti sejak 100 tahun silam.

by : agrorolas.wordpress.com

4. Bendungan Gembleng/Dam Gembleng

Bendungan Gembleng atau dikenal juga dengan Dam Gembleng merupakan bangunan peninggalan Belanda yang menghubungkan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi dengan Desa Parijatah Wetan, Kecamatan Srono. Dam ini dibangun pada tahun 1921 dan termasuk wilayah koordinator eksploitasi air irigasi (Korek) Srono, dan memiliki luasan baku sawah ± 1735 Ha.

Baca Juga :  Ekspansi ke Labuan Bajo, JW Marriot Melebarkan Sayap Bisnisnya di Nusantara
by : infobanyuwangi.co.id

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Advertisement
toto slot situs togel