Dari sekian banyak hotel berbintang dengan fasilitas dan desain interior yang menarik di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sesekali bisa mampir ke hotel bersejarah di Jogja.
Tak sedikit hotel di Jogja yang menyimpan ragam budaya dan sejarah peninggalan zaman terdahulu. Bukan rahasia lagi, Jogja merupakan salah satu kota di Indonesia yang menjadi pusat seni dan budaya Jawa klasik.
Jogja menyimpan banyak destinasi wisata, kuliner, budaya, hingga kekayaan sejarah yang menjadi daya tarik wisatawan asing maupun lokal.
Menginap di hotel bersejarah tentunya akan memberikan pengalaman berbeda dengan hotel-hotel modern saat ini.
Nilai sejarah hotel di masa lampau, peristiwa yang pernah terjadi di hotel tersebut, hingga desain interior yang tak lekang oleh waktu pastinya memanjakan mata para tamu yang menginap.
Yogyakarta memiliki beberapa hotel bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. Semua hotel ini memiliki cerita-cerita menarik dan nilai sejarah yang kuat.
Untuk mengetahui lebih lanjut nilai sejarah dan keunikan beberapa hotel di Jogja ini, simak penjelasannya sebagai berikut.
1. Royal Ambarrukmo Yogyakarta
Hotel ini merupakan salah satu hotel di Jogja yang tertua dan sangat bersejarah, karena merupakan salah satu aset milik Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Bangunan utamanya, yang dikenal sebagai Pendopo Agung, telah ada sejak 1857 dan merupakan contoh klasik dari arsitektur Jawa, yang mencerminkan keanggunan dan kemewahan tradisinya.
Pendopo Agung inilah yang menjadi lokasi akad nikah Kaesang Pangarep dan Erina Gudono yang lalu.
Sementara Pendopo Agung mencerminkan arsitektur tradisional Jawa, bagian lain dari hotel telah direnovasi dan dibangun dengan desain yang lebih modern.
Meski telah melalui berbagai renovasi, upaya telah dilakukan untuk memastikan bahwa aspek-aspek kunci dari sejarah dan arsitektur aslinya tetap dipertahankan.
Salah satu aspek penting dari Royal Ambarrukmo adalah komitmennya untuk melestarikan bangunan dan strukturnya yang bersejarah.
2. Phoenix Hotel Yogyakarta
Hotel di Jogja yang didirikan pada 1918 ini memiliki arsitektur yang mengaitkan dengan budaya Belanda. Pasalnya, hotel ini dirancang oleh arsitek Belanda yang bernama Eduard Cuypers yang merupakan keponakan dari arsitek ternama yakni Pierre Cuypers.
Arsitek ini terkenal karena merancang berbagai bangunan ikonik di Belanda. Hotel ini dirancang dengan gaya arsitektur Art Deco yang populer pada masa itu.
Hotel ini dikenal tidak hanya sebagai tempat menginap, tetapi juga sebagai kurator budaya. Dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan dan karya seni yang menceritakan sejarah dan budaya Yogyakarta.
Selain itu, hotel ini sering kali menjadi tuan rumah bagi berbagai acara budaya, seperti pertunjukan musik dan tari tradisional.
Hotel Phoenix Yogyakarta mengalami pemugaran besar-besaran dan renovasi untuk mempertahankan ciri khas arsitekturnya sambil meningkatkan fasilitas modernnya.
Alhasil, hotel ini menjadi simbol keanggunan dan sejarah dalam industri perhotelan di Yogyakarta.
3. Grand Inna Malioboro
Bangunan hotel ini juga merupakan salah satu yang tertua di Yogyakarta. Lokasinya tepat di jantung kota Yogyakarta yakni di Jl. Malioboro No. 60.
Adapun, hotel di Jogja yang juga merupakan cagar budaya ini didirikan pada tahun 1908. Hotel ini telah mengalami berbagai perubahan nama, dimulai dari Grand Hotel De Djogja, Hotel Asahi, Hotel Merdeka, Hotel Garuda, Natour Garuda, Inna Garuda, hingga akhirnya menjadi Grand Inna Malioboro.
Kini, hotel tersebut sedang dalam tahap renovasi besar-besaran untuk menjadi hotel bintang 5 dengan label ‘Meru’, yang merupakan salah satu merek dari Hotel Indonesia Group (HIG).
Dalam rangka renovasi tersebut, hotel akan sementara ditutup mulai 5 Januari 2023 selama kurang lebih 15 bulan, dengan fokus pada pembaruan dan perbaikan pada sistem MEP (Mekanik, Elektrik, dan Plumbing).
Sebagai pusat budaya dan sejarah di Pulau Jawa, Yogyakarta telah menyimpan banyak kisah dalam setiap sudutnya, termasuk di hotel-hotelnya.
Dari arsitektur yang menawan hingga cerita-cerita yang mendalam, hotel di Jogja tak hanya menawarkan tempat bermalam, tetapi juga pengalaman yang membawa kita melintasi waktu.
Menyelami kisah di balik bangunan-bangunan megah ini, kita diberikan kesempatan untuk lebih menghargai warisan budaya yang menjadi kebanggaan Indonesia.
Dengan demikian, ketika kamu menginap atau sekadar berkunjung, kamu tak hanya menikmati kenyamanan, tetapi juga memahami sejarah dan budaya yang kental di kota ini.