Di era modern, industri perhotelan dan pariwisata masih berhadapan dengan tantangan kesiapan SDM karena sistem pendidikan belum sepenuhnya sejalan dengan kebutuhan lapangan kerja hotel. Dekan Sekolah Pariwisata Universitas Ciputra (UC) Surabaya, Agoes Tinus Lis Indrianto, menilai belum ada forum yang benar‑benar mempertemukan pelaku usaha dengan perguruan tinggi untuk memetakan kebutuhan kompetensi secara bersama.
Agoes menegaskan bahwa dunia industri dan pendidikan harus berjalan in‑line agar lulusan yang dihasilkan relevan dengan dinamika bisnis hospitality yang berubah cepat. Kebutuhan industri, mulai dari standar layanan, literasi digital, hingga kemampuan manajerial, perlu dipahami sejak awal proses pembelajaran sehingga mahasiswa siap kerja sejak hari pertama.
Hospitality Day 2025 di Universitas Ciputra

Menjawab tantangan tersebut, Universitas Ciputra Surabaya menggelar Hospitality Day 2025 di Dian Auditorium, lantai 7, pada Sabtu, 20 Desember 2025, sebagai bagian dari rangkaian Hospitality Weeks 2025 bertema “Navigating the Next Wave of Hospitality Excellence”. Forum ini menghadirkan praktisi industri, akademisi, mahasiswa, dan pelajar SMA untuk membedah isu terkini perhotelan sekaligus membuka peluang kolaborasi jangka panjang.
Agoes menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang menjadi platform dialog rutin agar pelaku hotel, kampus, dan pemangku kepentingan lainnya dapat duduk bersama, membaca tren, dan menyusun strategi pengembangan SDM secara terukur. Melalui format talkshow dan panel diskusi, peserta diajak melihat praktik terbaik di lapangan, dari sisi operasi hotel, komunikasi, hingga pengelolaan talenta.
Suara Para Praktisi: Dari PR hingga Human Capital

Peran public relations (PR) menjadi salah satu fokus bahasan dalam forum ini karena berposisi di garis depan komunikasi dan reputasi hotel. Head of Public Relations Group Midtown Hotels Indonesia, Kus Andi, menekankan bahwa di era serba digital, networking bukan lagi aktivitas tambahan, melainkan investasi utama bagi pengembangan karier PR di industri hospitality.
Kus Andi menambahkan bahwa personal branding yang kuat akan membangun kepercayaan publik dan mitra, sehingga peluang kerja maupun kolaborasi justru datang mencari praktisi PR yang memiliki rekam jejak positif. Ia mendorong mahasiswa untuk aktif membangun portofolio digital, menjaga etika komunikasi, dan terlibat dalam berbagai komunitas industri sejak masih di bangku kuliah.

Selain PR, forum ini juga menghadirkan perspektif umum manajemen hotel, kepemimpinan SDM, dan pengembangan talenta masa depan dari para narasumber yang tampil dalam sesi talkshow dan panel. Para pembicara menyoroti pentingnya literasi data, kemampuan storytelling brand, serta sensitivitas budaya sebagai kompetensi utama yang dibutuhkan hotel di tengah persaingan global.
Integrasi Hospitality dan Dunia Hospital

Hospitality Day 2025 juga menyinggung peluang integrasi industri perhotelan dengan sektor kesehatan untuk memperkuat ekosistem medical tourism di Indonesia. Kolaborasi antara rumah sakit, hotel, dan pelaku pariwisata dinilai mampu menciptakan paket layanan menyeluruh bagi pasien sekaligus wisatawan, mulai dari perawatan medis, akomodasi, hingga program pemulihan dan rekreasi.

Contoh kerja sama hotel dan rumah sakit di Bali maupun Yogyakarta menunjukkan bahwa sinergi layanan kesehatan dengan standar pelayanan hotel berbasis keramahtamahan meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan wisatawan medis. Indonesia memiliki peluang besar mengembangkan pusat kesehatan rujukan regional jika integrasi SDM, kurikulum pendidikan, dan standar layanan antara kampus hospitality dan institusi kesehatan digarap secara serius.
Membangun SDM untuk Medical Tourism Indonesia

Dalam sesi diskusi pengembangan ekosistem medical tourism, para pemateri menekankan perlunya kurikulum lintas disiplin yang menggabungkan pengetahuan pelayanan hotel, manajemen destinasi, dan dasar‑dasar pelayanan kesehatan. Lulusan diharapkan memahami protokol keselamatan pasien, standar kebersihan medis, sekaligus memiliki kemampuan komunikasi multibahasa dan empati tinggi terhadap tamu yang datang untuk menjalani perawatan.

UC menargetkan forum seperti Hospitality Day 2025 menjadi laboratorium ide untuk merumuskan program magang terpadu antara hotel, rumah sakit, dan lembaga pariwisata, sehingga mahasiswa dapat merasakan langsung praktik kolaborasi di lapangan. Dengan demikian, regenerasi SDM yang siap memasuki era medical tourism tidak hanya kuat secara akademik, tetapi juga kaya pengalaman praktis dan peka terhadap kebutuhan pasar global.