Jelang MotoGP Indonesia, hotel-hotel di Mandalika dilaporkan penuh. Bagi yang belum kebagian, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mendorong wisatawan memanfaatkan homestay.
Sandiaga mengatakan, tingkat pemesanan hotel berbintang di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) memang sudah maksimal menjelang perhelatan MotoGP pada 13-15 Oktober 2023.
Dia juga tak menampik bahwa pembangunan hotel cenderung lambat sehingga tidak bisa menampung tingginya permintaan kamar untuk event internasional.
“Kita tidak bergerak cukup cepat menambah hotel berbintang,” kata Sandiaga dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf pada Senin (2/10/2023).
Namun, Sandiaga menjelaskan bahwa pemerintah telah berusaha menyediakan akomodasi dalam bentuk lain salah satunya homestay. Menurutnya, homestay dapat menjadi alternatif penginapan buat penggemar ajang balap motor itu.
Yang mereka bergerak cepat adalah penyediaan fasilitas akomodasi yang berbentuk homestay dan ini banyak mendapat apresiasi karena banyak wisatawan yang ingin tinggal dengan suasana berbeda. Selain homestay vila-vila juga banyak yang sudah ada.
Lebih lanjut, Sandiaga mengingatkan agar harga sewa homestay jangan sampai naik berlebihan jelang MotoGP Mandalika. Dia mengatakan, pemberlakuan batas atas untuk harga sewa homestay bakal diberlakukan.
Mereka menggunakan panduan tahun lalu. Ada batas atas dan batas bawah dan menunggu koordinasi dengan teman-teman di kabupaten dan provinsi karena (aturannya) diterbitkan pemda.
Sandiaga menyampaikan, homestay yang biasanya Rp 200 ribu – 250 ribu naik mendekati Rp 1 juta tapi jangan di atas 4 kali lipat karena dapat mengganggu ekosistem pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Sandiaga optimis masalah akomodasi tak akan menghambat jalannya MotoGP Mandalika. Ia justru memprediksi ada kenaikan jumlah wisatawan karena sudah melewati masa COVID-19.
Ia tidak terlalu khawatir untuk kekurangan tempat tinggal tapi diprediksi memang akan meningkat jumlah pengunjung dari MotoGP ini. Prediksinya naik 10-15 persen karena sudah lewat masa pandemi.